Pages

Subscribe:

Kamis, 17 November 2011

pacu jalur

estival Pacu Jalur, Teluk Kuantan


Pacu Jalur adalah suatu tradisi lomba pacu sampan bagi masyarakat Kuantan Singingi (Kuansing), tepatnya di daerah kabupaten Teluk Kuantan yang senantiasa mendapat perhatian yang luar biasa dari dinas pariwisata Provinsi Riau, kususnya masyarakat Kuantan Singingi.

Pada masa penjajahan pemerintah kolonial Belanda, tradisi ini sudah menjadi event kolosal bagi masyarakat setempat dalam menyambut musim panen. Rasa gembira atas kerberhasilan dalam bercocok tanam tersebut mereka apresiasikan ke dalam event lomba adu cepat mengarungi derasnya arus Sungai Kuantan dengan menggunakan jalur (sampan). Bahkan hingga kini, pemerintah Indonesia telah membukukan tradisi pacu jalur menjadi salah satu agenda utama Kalender Pariwisata Nasional.

Tradisi masyarakat yang lebih dikenal dengan sebutan Festival Pacu Jalur ini diselenggarakan sekitar tanggal 25-28 Agustus setiap tahunnya. Suatu produk seni masyarakat Kuantan yang melahirkan sebuah perpaduan unsur seni: ukir, tari, musik dan olah raga. Di sisi lain, Festival Pacu Jalur oleh masyarakat Kuansing juga diyakini memiliki kekuatan magis dan spiritual. Mereka meyakini bahwa yang menentukan kemenangan dalam pacu jalur adalah kekuatan dari olah batin dukun atau pawang perahu. Menariknya lagi, gelaran pesta rakyat ini dikemas dalam satu paket rangkaian kegiatan. Di antaranya parade budaya masyarakat setempat (Randai), maelo jalur, pacu jalur tradisional, pacu jalur mini yang dilanjutkan dengan wisata Sungai Batang Kuantan dengan menggunakan perahu begand-uang, perahu kajang, perahu berando. dan perahu gulang-gulang.
Saat Festival Pacu Jalur ini berlangsung, Ribuan masyarakat Kuansing yang merantau ke luar daerah menyempatkan diri untuk pulang guna menyaksikan acara tersebut. Bukan itu saja, jumlah warga yang pulang, jauh lebih banyak dibandingkan saat Lebaran.

Rata-rata pengunjung yang menyaksikan festival pacu jalur mencapai ratusan ribu orang per harinya. Bahkan para turis asing pun turut hadir guna meliput jalannya perlombaan tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir, para peserta lomba tidak hanya dari luar daerah Kuansing seperti provinsi Jambi dan Sumatra Barat, melainkan tim dari negara Malaysia, Brunei, dan Singapura turut ambil bagian pada festival ini. Setiap jalur (sampan) didayung oleh sekitar 40-60 orang, dengan tambahan 2 orang pawang di bagian depan dan belakang sebagai penyemangat tim-nya.

Nah, jangan Anda lewatkan moment yang menarik ini.. dan sudah selayaknya untuk disamb

0 komentar:

Posting Komentar